Dengan demikian, ikatan ini lebih bersifat personal-emosional untuk mencapai tujuan bersama.ĪKHLAK adalah kalimatun sawa (titik temu) bagi seluruh entitas BUMN, yaitu ‘penyebut yang sama’ bagi perusahaan yang berbeda entitasnya, yang mentransformasi keragaman usaha menjadi kesatuan bisnis, tentu dengan tanpa masing-masing perusahaan tersebut kehilangan keunggulan dan kharasteristik khasnya.
Secara istilah, akhlak yaitu sifat yang dimiliki seseorang, telah melakat dan biasanya akan tercermin dari perilaku orang tersebut. Persatuan ini bersumber dan sekaligus diikat dalam makna kata AKHLAK itu sendiri yang diambil dari akar kata khuluk dalam Bahasa Arab yang berarti tingkah laku, tabiat atau perangai. Refleksi dari pengalaman historis tersebut menempatkan AKHLAK sebagai simpul pemersatu (common denominator) dan bukan sebagai terminologi atau konsep yang diperdebatkan. Lebih dari itu, AKHLAK adalah agregat dari nilai-nilai Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif yang sudah hidup, tumbuh dan berkembang dalam diri Insan BUMN sebagai living value dalam aktifitas mereka sehari-hari. Secara historis, AKHLAK tidak hanya sebagai filosofi dasar. Saya mengawali tulisan ini dengan menawarkan sudut pandang AKHLAK ditinjau dalam tiga konsepsi living value, kalimatun sawa, dan pengalaman historis manusia Indonesia.
